Jakarta, 19 Mei 2025 — Untuk menjawab tantangan distribusi logistik di masa mendatang, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menginisiasi penguatan armada dengan mendatangkan lokomotif-lokomotif baru dari Amerika Serikat. Program pengadaan 54 unit lokomotif tipe CC 205 ini menjadi langkah besar KAI dalam mendukung proyeksi pertumbuhan angkutan barang dan energi nasional hingga 2029.
Sebanyak 12 unit pertama telah diberangkatkan dari pabrikan Progress Rail di Alabama, Amerika Serikat pada 14 Mei 2025. Rombongan lokomotif ini dijadwalkan tiba di Pelabuhan Panjang, Lampung pada 2 Juli 2025 untuk selanjutnya menjalani serangkaian uji performa sebelum resmi dioperasikan.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menegaskan bahwa pengadaan tersebut bukan tanpa dasar. Hal ini didasarkan pada rencana jangka panjang perusahaan dalam mempersiapkan kebutuhan sarana pendukung logistik nasional.
“Berdasarkan proyeksi kami, volume angkutan batu bara akan mencapai 111,2 juta ton dan 10,9 juta ton untuk non-batu bara pada tahun 2029. Untuk itu, dibutuhkan sarana yang modern, kuat, dan andal agar layanan logistik berbasis rel mampu mengimbangi kebutuhan energi dan pertumbuhan industri,” ujar Anne.
Anne juga menjelaskan bahwa lonjakan volume logistik tidak hanya berasal dari pertumbuhan umum, tetapi juga dari sejumlah proyek prioritas seperti wilayah Sumbagsel yang menyumbang potensi 27,8 juta ton tambahan. Proyek Tarahan II menargetkan angkutan sebesar 18 juta ton dan perluasan fasilitas Kertapati akan menambah kapasitas 7 juta ton. KAI menargetkan kenaikan total volume angkutan barang hingga 15% pada 2029.
Investasi besar senilai USD 222,5 juta atau sekitar Rp3,56 triliun pun digelontorkan untuk memperkuat ketahanan logistik nasional, khususnya pengangkutan batu bara ke berbagai pembangkit listrik di Jawa dan Bali.
“Kami memandang pengadaan ini bukan sekadar pembaruan sarana, melainkan upaya sistematis untuk memastikan bahwa logistik kereta api tetap menjadi pilihan utama yang efisien, andal, dan berkelanjutan,” tambah Anne.
Tak hanya sektor barang, KAI juga memproyeksikan pertumbuhan positif pada angkutan penumpang. Target jumlah penumpang ditetapkan sebesar 86,6 juta orang di luar LRT, dengan rincian peningkatan 10,6% untuk KA jarak jauh dan 9,9% untuk KA lokal. Sementara itu, standar kepuasan pelanggan diatur cukup tinggi, yakni 4,55 dari 5,00 untuk penumpang dan 4,50 dari 5,00 untuk pelanggan barang.
Kinerja sepanjang Januari hingga April 2025 menjadi indikator keberhasilan KAI dalam mengelola angkutan barang dan menjadi alasan penting di balik langkah pengadaan ini.
“Capaian kinerja angkutan barang selama Januari hingga April 2025 turut memperkuat alasan strategis pengadaan ini. KAI mencatat volume angkutan barang sebesar 21.601.203 ton (unaudited), naik 3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Dari angka tersebut, sebanyak 83,07% atau 17.945.049 ton merupakan komoditas batu bara,” tutup Anne.
Dengan langkah strategis ini, KAI semakin mempertegas posisinya sebagai penggerak utama logistik nasional berbasis rel dalam menghadapi tantangan ekonomi dan energi di masa depan. (Redaksi)
Leave a Reply