Jakarta, 1 Mei 2025 – Penerapan Instruksi Gubernur DKI Jakarta No. 6 Tahun 2025 yang mengharuskan ASN menggunakan angkutan umum pada hari Rabu, memberi dampak langsung terhadap peningkatan pengguna transportasi massal, khususnya yang dikelola oleh KAI Group. Mulai berlaku pada 30 April 2025, kebijakan ini langsung mencatatkan lonjakan pengguna yang signifikan di berbagai moda transportasi seperti LRT Jabodebek dan Commuter Line.
LRT Jabodebek, sebagai sistem transportasi utama di kawasan perkotaan, mencatatkan rekor tertinggi dengan 104.468 pengguna dalam satu hari, melampaui angka tertinggi sebelumnya yang tercatat pada Hari Transportasi Nasional 24 April 2025, yakni 103.582 pengguna. Peningkatan ini menunjukkan bahwa kebijakan Pemprov DKI Jakarta berhasil mendorong masyarakat, khususnya ASN, untuk lebih memilih menggunakan transportasi publik.
“Ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pengguna bukanlah fenomena sesaat, melainkan bagian dari tren positif yang sedang tumbuh. Ketika kebijakan yang tepat bertemu dengan layanan publik yang siap, dampaknya langsung terasa di lapangan,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba.
Anne juga menambahkan bahwa lonjakan ini membuktikan bahwa ASN DKI Jakarta semakin terbuka untuk menggunakan transportasi publik yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Kami mengapresiasi langkah progresif dari Pemprov DKI Jakarta dan siap mendukung keberlanjutan kebijakan ini dengan layanan yang andal dan nyaman,” kata Anne.
Tak hanya LRT Jabodebek, layanan Commuter Line Jabodetabek juga mencatatkan hasil positif pada hari yang sama, dengan jumlah pengguna sebanyak 1.100.498, meningkat 8,33 persen dibandingkan dengan 1.015.878 pengguna pada minggu sebelumnya. Layanan Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta) turut merasakan lonjakan signifikan, dengan 7.445 pengguna, meningkat 17,11 persen dari pekan sebelumnya.
Layanan kereta lokal yang dikelola KAI Commuter di Area I Jakarta juga mencatatkan kenaikan 30,63 persen, dengan 12.547 pengguna pada 30 April 2025, dibandingkan dengan 9.605 pengguna pada minggu sebelumnya.
Peningkatan pengguna juga terlihat pada stasiun-stasiun integrasi utama KAI Group di wilayah Jabodetabek. Di Stasiun Tanah Abang, tercatat 49.720 pengguna gate in dan 47.811 pengguna gate out. Sementara di Stasiun Manggarai, tercatat 17.174 pengguna gate in dan 16.642 pengguna gate out.
Pada 30 April 2025, volume pengguna transit di Stasiun Manggarai mencapai 170.281 orang, sementara Stasiun Tanah Abang tercatat sebanyak 124.583 orang. Stasiun Sudirman yang terhubung langsung dengan Stasiun LRT Dukuh Atas BNI juga melaporkan trafik tinggi, dengan 39.928 pengguna gate in dan 41.680 pengguna gate out.
Di Stasiun LRT Dukuh Atas BNI, tercatat 15.369 pengguna naik dan 12.694 pengguna turun. Peningkatan ini menunjukkan tingginya integrasi antar moda transportasi yang sangat dibutuhkan oleh para ASN dan masyarakat umum dalam beraktivitas sehari-hari.
Kebijakan penggunaan transportasi umum oleh ASN pada setiap hari Rabu bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara di Jakarta, serta memperkenalkan masyarakat pada moda transportasi umum yang lebih efisien.
“Dengan terhubungnya layanan LRT, Commuter Line, dan transportasi lainnya, masyarakat kini punya lebih banyak opsi mobilitas yang terintegrasi. Kami percaya, perubahan kebiasaan ini akan mendorong Jakarta menjadi kota yang lebih sehat dan lebih bergerak,” ujar Anne.
Sebagai operator transportasi publik, KAI Group terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan, seperti dengan memperbaiki waktu tempuh, meningkatkan frekuensi perjalanan, dan mengoptimalkan integrasi antar moda transportasi.
KAI Group juga melihat kebijakan ini sebagai langkah awal menuju transportasi yang berkelanjutan. Semakin banyak masyarakat yang beralih ke transportasi umum, semakin besar kontribusinya dalam mengurangi polusi dan meningkatkan efisiensi energi.
“Kami terus berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta dan mitra transportasi lainnya guna memastikan kelancaran operasional selama hari Rabu ASN. Fokus kami adalah pada peningkatan kualitas layanan, pemantauan perjalanan secara real-time, serta respons cepat terhadap gangguan operasional,” ungkap Anne.
KAI berharap kebijakan ini akan membawa dampak positif yang lebih besar untuk mobilitas perkotaan, kualitas udara yang lebih baik, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Dengan penerapan yang konsisten, Jakarta diharapkan dapat menjadi contoh transformasi transportasi untuk kota-kota lain di Indonesia. (Redaksi)
Leave a Reply